MIN CILENGA - Metode pembelajaran di sekolah Islam Terpadu dinilai sesuai kurikulum 2013 sebab selain menilai aspek akademik, sekolah Islam terpadu juga menekankan pentingnya aspek sikap para siswa.
Dalam acara Milad ke 10 Jaringan Sekolah Islam
Terpadu (JSIT), Sabtu (1/2), Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Pendidikan Musliar Kasim mengatakan kurikulum 2013 mereflesikan apa yang sudah
dilakukan JSIT sebelumnya. Melalui JSIT Musliar
berharap kurikulum 2013 bisa lebih menggaung.
Kurikulum lama, lanjut Musliar, hanya sampai
pada memberi pengetahuan, belum sampai pada pembekalan keterampilan dan sikap.
Hanya dua mata pelajaran yang bisa membantu membangun sikap, PKN dan agama.
Dalam kurikulum 2013, semua mata pelajaran harus bisa membangun sikap
anak-anak.
Musliar mengungkapkan di kurikulun lama, 12
tahun anka-anak belajar menggambar. Tapi tak ada yang berhasil jadi seniman
hebat dan berpenghasilan dari melukis kecuali setelah belajar di universitas,
ikut dalam sanggar atau keluarganya pelukis. Bahkan pelajaran olahraga pun bisa
digunakan untuk membangun sikap anak-anak.
Perubahan model kurikulum diakuinya harus
didukung pemahaman yang baik oleh guru. ''Pada 2013 sudah dilakukan pelatihan
terhadap 6.213 sekolah oleh pemerintah. Guru tidak membayar sama sekali dan
buku panduan kurikulum 2013 pun disediakan,'' ungkap mantan Rektor Universitas
Andalas Padang itu.
Begitupula dengan anak-anak berkebutuhan
khusus yang difasilitasi melalui sekolah inklusi. Akan ada panduan untuk mereka
dengan tetap menggunakan model kurikulum 2013.
Kendati sempat dihujat pada masa awal
pemberlakuannya, Musliar mengklaim sampai saat ini belum ada yang mengatakan
kurikulum 2013 tidak bagus, kecuali orang-orang yang memang tidak senang.
''Kurikulum 2013 ingin menghasilkan generasi
yang produktif, kreatif, afektif. Generasi ini harus memiliki tiga kompetensi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ini tidak bisa terwujud tanpa penataan
kurikulum,'' tutur Musliar.
0 comments:
Post a Comment