Metode pembelajaran adalah cara atau jalan
yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Efektifitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, dimana
makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya
(hidayat : 1986).
Berikut ini adalah berapa metode belajar yang
efektif :
# Metode
Debat
Metode debat merupakan salah satu metode
pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke
dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam
kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam
posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan
masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan
kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap
siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan
mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil
seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan
materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka
belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk
menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha
berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas
kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat
ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin
bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat
kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator
dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
# Metode
Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan
bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan
metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan
berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan
dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa
melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.
# Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving)
adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi
dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving
sebagai berikut:
1.
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.
Berpikir dan bertindak kreatif.
3.
Memecahkan masalah yang dihadapi secara
realistis
4.
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5.
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6.
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7.
Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai
berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk
menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan
siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian
atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
# Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan
pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
5.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Kelebihan:
1.
Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar
sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa
lain.
3.
Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1.
Untuk siswa yang malas tujuan dari metode
tersebut tidak dapat tercapai.
2.
Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3.
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan
dengan metode ini
# Cooperative
Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana
siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari
materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa
untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara
pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6.
Kesimpulan guru.
7.
Penutup.
Kelebihan:
1.
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2.
Setiap siswa mendapat peran.
3.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain
dengan lisan.
4.
Kekurangan:
5.
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
6. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan
seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
# Picture
and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara
bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran
urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7.
Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1.
Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing
siswa.
2.
Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu. Banyak siswa
yang pasif.
# Numbered
Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar
dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara
acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain.
6.
Kesimpulan.
Kelebihan:
1.
Setiap siswa menjadi siap semua.
2.
Dapat melakukan diskusi dengan
sungguh-sungguh.
3.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang
kurang pandai.
Kelemahan:
1.
Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil
lagi oleh guru.
2.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh
guru
# Metode
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang
sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam
pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).
Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen.
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah
metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Seleksi topik
Parasiswa
memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)
yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2.
Merencanakan kerjasama
Parasiswa
beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan
umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah a) di atas.
3.
Implementasi
Parasiswa
melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus
melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan
mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di
dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4.
Analisis dan sintesis
Parasiswa
menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas.
5.
Penyajian hasil akhir
Semua
kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai
suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinir oleh guru.
6.
Evaluasi
Guru
beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap
pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa
secara individu atau kelompok, atau keduanya.
# Metode
Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi
satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya
guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat
orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap
komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk
kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam
subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya
kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke
kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan
informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik
lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk
menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara
keseluruhan.
# Metode
Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah
satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama
dalam TGT yaitu:
1.
Penyajian kelas
Pada awal
pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2.
Kelompok (team)
Kelompok
biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat
dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
3.
Game
Game
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan
yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya
dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4.
Turnamen
Biasanya
turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.
5.
Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau
lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila
rata-ratanya 30-40
# Model
Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian
siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh
siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5.
Memberi evaluasi.
6.
Penutup.
Kelebihan:
1.
Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2.
Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1.
Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2.
Membedakan siswa.
# Model
Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar
yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang
relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa,
hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan
hasil diskusinya.
6.
Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa,
guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7.
Kesimpulan.
Kebaikan:
1.
Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2.
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa
contoh gambar.
3.
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Kekurangan:
1.
Tidak semua materi dapat disajikan dalam
bentuk gambar.
2.
Memakan waktu yang lama.
# Model
Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang
dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu.
Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam
mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/
menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu
kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a.
Perencanaan.
b.
Praktek mengajar.
c.
Observasi.
d.
Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut
melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang
dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran
pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek
mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut
mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang
telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang
telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam
tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran
berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan
pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
1.
Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni,
bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
2.
Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah
0 comments:
Post a Comment